Gosip Itu Indah
Pernah suatu ketika berjalan melewati sekelompok Ibu-Ibu yang sedang berkumpul di bawah pohon rindang di jalan keluar dari kosku di Jakarta. Sepintas kudengar para Ibu itu sedang memperbincangkan tetangganya yang katanya begini yang katanya begitu. Dari obrolan mereka tampaknya itu adalah masalah serius, lebih serius dari berita-berita hot ditelevisi maupun koran-koran yang dijual dijalanan. Untung saja aku tidak tahu siapa yang mereka perbincangkan. Dalam hati aku hanya memaklumkan saja, biasalah Ibu-Ibu kalau lagi suntuk atau lagi ga ada kerjaan ya cari kesibukan salah satunya ya ngegosip itu.
Lain lagi dengan sekelompok Bapak-Bapak yang biasanya berkumpul di dekat mulut gang menuju masjid, Lebih serius lagi dari Ibu-Ibu tadi saat membahas siapa calon ketua RT menurut mereka. Ada yang menyebut si A lebih baik karena pernah melakukan ini dan berusaha menjatuhkan Si B yang menjadi lawan dalam pemilihan ketua RT tersebut. Nyaris tidak ada habisnya, saling mendukung dan saling menjatuhkan. Aku sih cuma senyum-senyum saja, sambil lewat dan menuju masjid untuk melakukan sholat berjamaah.
Ternyata bukan hanya untuk Ibu-Ibu atau Bapak-Bapak di kampung saja budaya gosip itu ada. Dalam lingkungan kerjapun yang tidak jarang dihuni oleh manusia-manusia terdidik didalamnya, ternyata gosip juga menjadi sebuah trend. Sambil sarapan atau makan siang, tidak enak rasanya kalau tanpa dibumbui dengan pembicaraan yang mengarah pada sifat jelek atau cela yang dimiliki rekan kerja, atasan atau bahkan teman sendiri. Dari pembicaraan tersebut ada kemungkinan menganalisis, namun sepertinya jarang ada penyelesaian/ solusi yang diperoleh untuk perbaikan bagi objek yang dibicarakan. Tapi tidak semuanya yang sarapan atau makan siang seperti itu, itu hanya sebagian saja dan memang belum ada data pasti serta belum tahu apakah ada penelitian yang sudah membahas hal tersebut atau tidak.
Yah, sepertinya gosip merupakan sesuatu hal yang sangat menarik dimasyarakat. Sehingga dengan mudah menjadi lahan empuk untuk dikomersilkan. Lihat saja acara-acara dipagi hari waktu prime time. Sebelum orang memulai aktivitas, disuguhkan dengan beragam berita mengenai berita artis. Siapa artis yang akan menikah yang selanjutnya siapakah artis yang akan bercerai. Berlanjut ke siang hari waktu orang akan beristirahat, kembali disuguhi dengan berita artis. Seperti obat saja yang harus tiga kali dalam sehari, gosip artis yang ketiga, pada sore hari saat orang mulai bersiap-siap pulang.
Walau bagaimanapun juga bentuknya, dengan bentuk acara yang menarik atau dengan cara yang atraktif, gosip ya tetaplah gosip. Artinya menggunjing. Menggunjing baik atau tidak? Menurut saya tidak. Gunjingan jelek akan membuat orang yang digunjingkan menjadi jelek, bukan hanya ketika orang tersebut mendengar gunjingan yang tentu saja akan menjadi sakit hati. Begitu juga orang lain yang mendengar atau ikut mempergunjingkan menjadi berpandangan negatif terhadap orang yang digunjingkan yang belum tentu benar adanya. Maka dari itu, tinggalkan gosip (menggunjing) berpikirlah positif.