Hambatan Dalam Menjalin Hubungan Jarak Jauh (LDR)
LDR (Long Distance Relationship) atau hubungan jarak jauh adalah suatu hubungan yang terjalin antara satu orang dengan orang lainnya dalam dua wilayah atau tempat yang berbeda dan tidak dimungkinkan untuk bertemu setiap hari, walaupun sebenarnya dapat ditempuh dalam waktu yang tidak sampai satu hari perjalanan. LDR bisa terjadi karena kondisi yang memaksa hubungan tersebut dapat tetap berjalan meskipun tanpa ada tatap muka secara langsung.
Praktek LDR ini sudah terjadi sejak zaman dulu, sejak Indonesia belum merdeka pun sudah mengenal LDR, hanya saja dulu kebanyakan masih menggunakan bahasa di daerah masing-masing, belum ada istilah LDR. Mungkin berbeda dengan zaman dulu yang belum mengenal handphone, video call, skype, bbm, whatsapp, dan instan massanger lainnya. Jadi pada zaman sebelum ada teknologi canggih seperti sekarang ini, LDR memang benar-benar LDR, sebab bertemu dan berbicara hanya pada saat bertatap muka saja.
Berbeda dengan sekarang yang sudah mengenal teknologi, dengan status hubungan jarak jauh namun masih tetap bisa berbicara tiap hari, tiap jam, tiap menit bahkan tiap detik kalau perlu. Namun memang kehadiran secara fisik dalam suatu hubungan/ relationship tetap sangat diperlukan dalam menjaga sebuah hubungan agar tetap terjaga secara harmonis dan membahagiakan.
Melihat kondisi yang tidak memungkinkannya seorang bertemu secara fisik, membuat hubungan jarak jauh/ long distance relationship memiliki hambatan dalam prakteknya. Sebab kendala hubungan semacam ini adalah usaha untuk memeliharanya sangat sulit dilakukan. Namun banyak juga ternyata yang menjalankan hubungan jarak jauh akhirnya berhasil dan sukses. Tentu saja keberhasilan itu tidak lepas dari pola pikir yang benar, penyiapan emosional yang baik, dan pemahaman dan solusi akan resiko yang timbul dari hubungan jarak jauh ini. Beberapa resiko yang terjadi pada hubungan Jarak Jauh (LDR) adalah:
1. Kegagalan Dalam Berkomunikasi
Pasangan yang menjalin hubungan jarak jauh pasti memiliki kendala kurangnya bertatap muka secara langsung dengan pasangan. Pada era modern seperti sekarang ini sebenarnya ada banyak alternatif seperti telefon, sms, bbm, whatsapp, video call, dan teknologi lain setelah era surat-menyurat. Namun kenyataannya banyak sekali telefon yang terkesan terburu-buru karena disibukan dengan urusan lain. Dan sepertinya itu kesan yang melekat pada komunikasi dengan telefon. Begitu pula dengan pesan teks dan pesan instan yang kadang lama tidak berbalas. Akibatnya pasangan menjadi tidak terpuaskan dengan komunikasi yang hanya seadanya itu.
Keadaan ini bisa disiasati dengan tetap memberikan waktu kepada pasangan anda setiap hari. Bisa anda yang memulai atau pasangan anda yang memulai menelfon. Usahakan luangkan waktu untuk bisa bertemu secara langsung secara reguler dan terjadwal.
2. Madesu (Masa Depan Suram)
Jika karena keadaan misal karena pekerjaan/ studi sehingga seseorang mengharuskan dirinya terpisah jauh dari pasangannya. Meskipun antara anda dan pasangan anda ada chemistry yang sangat kuat serta berada pada tujuan yang sama namun tidak serta merta begitu saja anda langsung bersedia menjual rumah dan meninggalkan pekerjaan anda untuk pindah menetap dengan pasangan anda. Sebuah pertanyaan pasti muncul, Apakah saya bisa? Atau apakah saya akan berhasil di tempat yang baru? Bagaimana jika saya pindah, apakah itu akan menjadi mimpi indah atau akan menjadi mimpi yang menyesakkan?
Hal ini diperlukan komitmen dari anda dan pasangan anda dan berilah pengertian kepada pasangan anda bahwa hubungan ini karena keadaan dan memerlukan waktu dan usaha untuk bisa bersama.
3. Kurangnya Kepercayaan
Banyak sekali hubungan jarak jauh yang berakhir karena isu atau hoaks atau berita bohong terkait dengan pasangan. Hal ini tentu berkaitan dengan masalah kepercayaan antara anda dan pasangan anda. Seberapa besar kepercayaan anda terhadap pasangan anda menentukan kualitas hubungan jarak jauh. Sebagai contoh adalah wanita yang ditinggal suaminya merantau ke daerah lain, sementara sang istri berada dirumah bersama dengan si kecil. Wanita/ istri lebih rentan ditimpa isu negatif daripada laki-laki atau suami.
Inilah perlunya kepercayaan penuh antara dua insan yang terpisah jarak. Dan selalu konfirmasikan berita yang ada kepada pasangan anda. Dan terpenting lagi-lagi adalah selalu percaya kepada pasangan anda.
4. Biaya
Meskipun tidak setiap hari anda bertemu dengan pasangan anda untuk nonton, makan bersama atau pergi ke tempat wisata, atau belanja ke pusat perbelanjaan namun ketika harus bertemu dengan pasangan anda mengharuskan untuk booking pesawat dan juga tempat penginapan. Belum lagi dengan tagihan telefon yang banyak tentu menjadi hubungan yang cukup mahal juga.
Namun tidak semua yang menjalani hubungan jarak jauh mempersoalkan biaya, sebab masalah biaya itu relatif, bisa lebih mahal atau bisa lebih murah, tergantung seperti apa menjalani hubungan jarah jauh ini.
5. Berbeda Harapan
Antara kita dan pasangan kita apa yang diharapkan dari hubungan jarak jauh ini? Hal ini menentukan bukan hanya keberhasilan dalam hubungan jarak jauh, namun juga kebahagiaan dalam menjalaninya. Hubungan jarak jauh dapat berarti sebagai hal yang berbeda bagi orang yang berbeda. Dan ini mungkin sebagai "tragedi menyayat hati" bagi satu orang dan "liburan panjang berbulan-bulan" untuk pasangan lainnya.
Sebaiknya dalam menjalani hubungan jarak jauh, saling berbagi harapan dan menyamakan tujuan dalam menjalani hubungan jarak jauh.