Rencanakan Keuangan Keluarga Anda
Ikut seminar yang berjudul Bijak Mengelola Keuangan Keluarga, benar-benar membuka wawasan tentang bagaimana pentingnya keterbukaan antara suami dan istri dalam mengelolaa keuangan keluarga serta keterlibatan anggota keluarga lain yaitu anak-anak. Menurut narasumber seorang praktisi Financial Planner sekaligus sebagai CEO pada QM Financial yaitu Ibu Ligwina Hananto, memberikan tips-tips yang sangat menarik.
Pertama Perlunya kejujuran
Seringnya orang tidak mau mengakui kalau dirinya kekurangan, misal saja seorang bergaji 40 jutaan, sementara dia tiap bulan masih saja kekurangan, tidak bisa menyisihkan sedikitpun untuk berinvestasi. Setelah diperiksa satu persatu apa yang dikeluarkan setiap bulannya memang mencerminkan pengeluaran sangat wah. Namun ketika dirinya dicap atau dilabel miskin karena penghasilannya kurang dia tidak mau, karena dia merasa gaji besar, namun kenyataannya dengan penghasilan yang begitu besar tetap saja tidak bisa menabung/ investasi lainnya. Lain lagi dengan orang tua yang rela menyekolahkan anaknya disekolah ternama dan biaya yang sangat mahal. Itulah penting sekali untuk mengakui dan jujur kepada diri sendiri kesadaran akan kondisi keuangan yang sebenarnya, sehingga akan lebih mudah dalam menentukan langkah selanjutnya.
Kedua Beranilah Bermimpi
Mimpi bisa dilakukan oleh semua orang, gratis pula. Seringnya orang takut untuk bermimpi atau malah tidak punya mimpi. Padahal tindakan awalnya berasal dari mimpi. Mimpi tersebut akan melahirkan tujuan. Misalkan saja orang yang bermimpi mempunyai rumah, atau mimpi memberangkan haji orang tua. Dari mimpi tersebut ketika menjadi tujuan akan menjadi sebuah usaha atau tindakan menjadi jelas pangkalnya. Bagaimana tindakan atau keinginan akan terwujud jika bermimpi saja tidak mampu.
Ketiga Mulailah Mengatur Keuangan Kita
Bersama dengan pasangan mulailah dengan memeriksa kondisi keuangan anda. Cara termudah adalah dengan mencatat setiap penghasilan misalnya gaji yang diperoleh baik oleh suami maupun istri pada awal bulan. Kemudian dilanjutkan dengan mencatat setiap pengeluaran yang terjadi. Dari catatan tersebut dapat diketahui kondisi keuangan keluarga. Jangan lupa untuk mencatat juga aset dan kewajiban keluarga anda. Aset lancar misalnya tabungan, deposito, emas dll, aset tidak lancar misalnya motor, mobil, rumah, tanah, perhiasan dll. Sedangkan kewajiban misalnya utang jangka pendek dan jangka panjang.
Menurut narasumber rasio keuangan yang digunakan sebagai berikut:
Cicilan Tidak Lebih dari 30% Penghasilan
= Total Cicilan Utang Bulanan
Penghasilan Bulanan
Menabung/ Investasi minimal 10% dari Penghasilan
= Investasi Bulanan
Penghasilan Bulanan
Pertama Perlunya kejujuran
Seringnya orang tidak mau mengakui kalau dirinya kekurangan, misal saja seorang bergaji 40 jutaan, sementara dia tiap bulan masih saja kekurangan, tidak bisa menyisihkan sedikitpun untuk berinvestasi. Setelah diperiksa satu persatu apa yang dikeluarkan setiap bulannya memang mencerminkan pengeluaran sangat wah. Namun ketika dirinya dicap atau dilabel miskin karena penghasilannya kurang dia tidak mau, karena dia merasa gaji besar, namun kenyataannya dengan penghasilan yang begitu besar tetap saja tidak bisa menabung/ investasi lainnya. Lain lagi dengan orang tua yang rela menyekolahkan anaknya disekolah ternama dan biaya yang sangat mahal. Itulah penting sekali untuk mengakui dan jujur kepada diri sendiri kesadaran akan kondisi keuangan yang sebenarnya, sehingga akan lebih mudah dalam menentukan langkah selanjutnya.
Kedua Beranilah Bermimpi
Mimpi bisa dilakukan oleh semua orang, gratis pula. Seringnya orang takut untuk bermimpi atau malah tidak punya mimpi. Padahal tindakan awalnya berasal dari mimpi. Mimpi tersebut akan melahirkan tujuan. Misalkan saja orang yang bermimpi mempunyai rumah, atau mimpi memberangkan haji orang tua. Dari mimpi tersebut ketika menjadi tujuan akan menjadi sebuah usaha atau tindakan menjadi jelas pangkalnya. Bagaimana tindakan atau keinginan akan terwujud jika bermimpi saja tidak mampu.
Ketiga Mulailah Mengatur Keuangan Kita
Bersama dengan pasangan mulailah dengan memeriksa kondisi keuangan anda. Cara termudah adalah dengan mencatat setiap penghasilan misalnya gaji yang diperoleh baik oleh suami maupun istri pada awal bulan. Kemudian dilanjutkan dengan mencatat setiap pengeluaran yang terjadi. Dari catatan tersebut dapat diketahui kondisi keuangan keluarga. Jangan lupa untuk mencatat juga aset dan kewajiban keluarga anda. Aset lancar misalnya tabungan, deposito, emas dll, aset tidak lancar misalnya motor, mobil, rumah, tanah, perhiasan dll. Sedangkan kewajiban misalnya utang jangka pendek dan jangka panjang.
Menurut narasumber rasio keuangan yang digunakan sebagai berikut:
Cicilan Tidak Lebih dari 30% Penghasilan
= Total Cicilan Utang Bulanan
Penghasilan Bulanan
Menabung/ Investasi minimal 10% dari Penghasilan
= Investasi Bulanan
Penghasilan Bulanan