Lagi-Lagi Rupiah Anjlok, Apa Penyebabnya
Rupiah bergerak turun secara signifikan, hingga 22 Agustus 2013 pagi sudah berada di Rp 11.005 per satu Dollar AS. Angka sangat fantastis, dan pasti akan mengingatkan kembali pada krisis moneter tahun 1998 silam dimana pada bulan Mei tahun 1998 nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tercatat mencapai angka Rp 17.000 per satu Dollar AS.
Beberapa penyebab melemahnya nilai rupiah menurut Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti, pada Kompas, dari sisi global, pelemahan nilai tukar rupiah dipicu oleh pembalikan dana asing (capital reversal). Ekonomi global yang belum pulih membuat investor menukarkan produk investasinya ke jenis investasi dengan risiko paling aman, yaitu dollar AS. Dari sisi domestik, sedang adanya kebutuhan dollar AS yang cukup besar baik untuk membayar impor hingga membayar utang pemerintah maupun utang swasta
Menurut Agus Marto, Gubernur Bank Indonesia menyatakan melemahnya nilai tertekannya rupiah terhadap dolar AS terjadi karena kondisi di dunia, termasuk Amerika Serikat sendiri. Ketika Amerika menurunkan stimulus moneter dan itu mengenai semua negara-negara, khususnya negara-negara berkembang. termasuk Indonesia.
Dalam hal ini Bank Indonesia sebagai pihak yang mempenyai wewenang dalam melaksanakan dan menetapkan kebijakan dalam bidang moneter, telah melakukan berbagai cara untuk menjaga nilai tukar rupiah bisa stabil. Salah satunya adalah memborong surat utang negara (SUN) Rp 2,6 triliun. Kemudian BI juga akan menerbitkan sertifikat deposito Bank Indonesia (SDBI) dalam waktu dekat untuk menyerap dana perbankan.
Beberapa penyebab melemahnya nilai rupiah menurut Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti, pada Kompas, dari sisi global, pelemahan nilai tukar rupiah dipicu oleh pembalikan dana asing (capital reversal). Ekonomi global yang belum pulih membuat investor menukarkan produk investasinya ke jenis investasi dengan risiko paling aman, yaitu dollar AS. Dari sisi domestik, sedang adanya kebutuhan dollar AS yang cukup besar baik untuk membayar impor hingga membayar utang pemerintah maupun utang swasta
Menurut Agus Marto, Gubernur Bank Indonesia menyatakan melemahnya nilai tertekannya rupiah terhadap dolar AS terjadi karena kondisi di dunia, termasuk Amerika Serikat sendiri. Ketika Amerika menurunkan stimulus moneter dan itu mengenai semua negara-negara, khususnya negara-negara berkembang. termasuk Indonesia.
Dalam hal ini Bank Indonesia sebagai pihak yang mempenyai wewenang dalam melaksanakan dan menetapkan kebijakan dalam bidang moneter, telah melakukan berbagai cara untuk menjaga nilai tukar rupiah bisa stabil. Salah satunya adalah memborong surat utang negara (SUN) Rp 2,6 triliun. Kemudian BI juga akan menerbitkan sertifikat deposito Bank Indonesia (SDBI) dalam waktu dekat untuk menyerap dana perbankan.