Jakarta Banjir Lagi
Musim penghujan adalah berkah untuk para petani, karena dengan air yang berlimpah dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti mengairi dan membajak sawah. Begitu juga untuk budidaya perikanan. Tanpa air ikan tidak mungkin dapat hidup, sehingga jika musim hujan tiba, peternak sangat bersemangat untuk membesarkan ikan mereka. Namun kondisi tersebut ironis jika dibandingkan dengan Jakarta.
Awal tahun 2014 ini tepatnya tanggal 12 Januari 2014, Jakarta diguyur hujan seharian. Seperti yang sudah-sudah, akibat drainase yang kurang baik mengakibatkan air tergenang dimana-mana dan akhirnya Jakarta banjir lagi. Diperparah dengan banjir kiriman dari daerah lain seperti Bogor dan tempat lain mengakibatkan ketinggian air semakin meningkat. Namun tidak seperti tahun 2013 yang lalu, akibat jebolnya tanggul latuharhari, menjadikan area jakarta pusat yang biasanya luput dari banjir, ikut juga terkena banjir.
Semoga saja ditahun 2014 ini banjir tidak separah tahun 2013 yang lalu. Beberapa waktu lau pemerintah DKI Jakarta sudah melakukan pembersihan kali-kali di Jakarta terutama kali Ciliwung yang mengalir di beberapa wilayah di DKI Jakarta dengan menggandeng beberapa pihak seperti TNI AD. Begitu juga dilakukannya normalisasi Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio. Tambahan dengan dibangunnya ribuan sumur resapan.
Dengan kapasitas yang hanya dapat menampung 40 meter kubik sehari, sumur resapan belum dapat secara nyata mengendalikan banjir. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Andi Baso. Menurut beliau, hasil observasi di lima titik pembangunan sumur resapan di sekitar Balai Kota Jakarta memperlihatkan bahwa kapasitas resap air sumur resapan hanya mencapai 40 meter kubik per hari. Berarti sumur hanya mampu menyerap 2 meter kubik air per jam. Sementara itu, hujan yang turun jauh lebih besar dari kapasitas yang bisa ditampung.
Kesadaran penduduk dalam mengelola sampah juga masih rendah, terbukti setelah berlangsung perayaan tahun baru 2014 di Jakarta yang lalu, ribuan ton sampah menumpuk dan petugas kebersihan pun harus bekerja lebih keras pada saat itu.
Untuk itu dengan adanya banjir di awal 2014 ini, menjadikan masyarakat Ibukota sadar akan kebersihan dan peduli dengan sampah.
Awal tahun 2014 ini tepatnya tanggal 12 Januari 2014, Jakarta diguyur hujan seharian. Seperti yang sudah-sudah, akibat drainase yang kurang baik mengakibatkan air tergenang dimana-mana dan akhirnya Jakarta banjir lagi. Diperparah dengan banjir kiriman dari daerah lain seperti Bogor dan tempat lain mengakibatkan ketinggian air semakin meningkat. Namun tidak seperti tahun 2013 yang lalu, akibat jebolnya tanggul latuharhari, menjadikan area jakarta pusat yang biasanya luput dari banjir, ikut juga terkena banjir.
Semoga saja ditahun 2014 ini banjir tidak separah tahun 2013 yang lalu. Beberapa waktu lau pemerintah DKI Jakarta sudah melakukan pembersihan kali-kali di Jakarta terutama kali Ciliwung yang mengalir di beberapa wilayah di DKI Jakarta dengan menggandeng beberapa pihak seperti TNI AD. Begitu juga dilakukannya normalisasi Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio. Tambahan dengan dibangunnya ribuan sumur resapan.
Dengan kapasitas yang hanya dapat menampung 40 meter kubik sehari, sumur resapan belum dapat secara nyata mengendalikan banjir. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Andi Baso. Menurut beliau, hasil observasi di lima titik pembangunan sumur resapan di sekitar Balai Kota Jakarta memperlihatkan bahwa kapasitas resap air sumur resapan hanya mencapai 40 meter kubik per hari. Berarti sumur hanya mampu menyerap 2 meter kubik air per jam. Sementara itu, hujan yang turun jauh lebih besar dari kapasitas yang bisa ditampung.
Kesadaran penduduk dalam mengelola sampah juga masih rendah, terbukti setelah berlangsung perayaan tahun baru 2014 di Jakarta yang lalu, ribuan ton sampah menumpuk dan petugas kebersihan pun harus bekerja lebih keras pada saat itu.
Untuk itu dengan adanya banjir di awal 2014 ini, menjadikan masyarakat Ibukota sadar akan kebersihan dan peduli dengan sampah.